Perkembangan Jasa Akuntansi Keuangan, Peluang dan Tantangan Kerjanya
Seiring perkembangan dunia usaha pada umumnya,
bidang jasa akuntansi keuangan—yang biasanya digarap oleh kantor-kantor akuntan
publik—juga mengalami perkembangan. Bagaimana perkembangan jasa
akuntansi dan peluang kerjanya bagi kita-kita penggiat akuntansi, pajak dan
keuangan, ke depannya?
6 Inisiatif Pengembangan Jasa Akuntansi dan Peluang Kerja
Kedepannya
Pransform, sebuah
perusahaan jasa yang khusus menggarap transformasi usaha, mewawancarai tak
kurang dari 250 orang CPA (Certified Public Accountant) di wilayah New
York dan New Jersey—tentu saja termasuk para partner di
Big Four accounting firms—dan berhasil mengkompilasikan 10 inisiatif KAP ke depan.
Kesepuluh inisiatif tersebut, lebih banyak
berupa rencana ekspansi bidang jasa layanan pekerjaan yang akan
ditawarkan ke publik, baik secara vertical (intensifikasi) maupun horizontal
(ekstensifikasi). Saya akan bahas ini lebih detail sebentar lagi.
Inisiatif perluasan usaha tersebut, pastinya
akan mempengaruhi perkembangan bidang jasa akuntansi keuagan ke depannya,
secara keseluruhan.
Betul. Itu memang hasil survey di AS sana.
Akan tetapi, cepat-atau-lambat, trend yang mereka ciptakan akan menjalar dan
menular hingga ke Indonesia. Terlebih-lebih kita tahu bahwa selama ini,
perkembangan bidang usaha yang satu ini lebih banyak digerakan oleh KAP-KAP
yang bermarkas besar di luar negeri sana, khususnya Big Four.
Nah, jika Big Four di Indonesia sudah
melakukan ekspansi, apakah KAP lain akan tinggal diam? Tentu saja tidak; mereka pun pasti tidak
akan mau ketinggalan untuk ikut mengambil peluang itu. Bagaimanapun juga, untuk
sesuatu yang positif dan productif, kenapa tidak?
Lalu apa pengaruhnya bagi lapangan kerja
kita di bidang akuntansi dan keuangan?
Sangat positif. Hanya saja, mesti
diantisipasi sejak dini. Beruntung jika kita tahu lebih dini, sehingga bisa
menyiapkan antisipasinya.
Berikut ini, adalah 6 (dari 10) langkah
inisitiaf para akuntan publik di AS sana—yang saya anggap akan memperluas
bidang usaha jasa akuntansi keuangan ke depannya (yang saya intisarikan dari laporannya
Pransform)—beserta peluang kerjanya bagi kita:
Inisiatif#1. Meningkat Kapasitas Jasa Layanan Pembukuan
Selama ini, proses pembukuan
(bookkeeping)—mulai dari data entry/menjurnal sampai dengan menyusun laporan
keuangan—lebih banyak dilakukan oleh pegawai accounting dan akuntan yang
bekerja di perusahaan-perusahaan. Sedangkan KAP dan para akuntannya hanya melakukan
review atau audit mengenai kelayakannya, atau sejauh-jauhnya membantu melakukan
kompilasi (mengambil dari buku besar lalu disusun laporan keuangan).
Kedepannya, KAP akan menawarkan jasa
bookkeeping juga—entah dengan cara menempatkan pegawainya di dalam perusahaan
atau hanya mengambil data setiap menjelang tutup buku—untuk kemudian disusun
menjadi laporan keuangan di KAP-nya sendiri. Permintaan untuk jasa pembukuan
ini, konon, kian lama kian membesar. Sehingga mereka merasa perlu meningkatkan
kapasitas mereka (baik luas fisik kantor, jumlah sumberdaya manusia, maupun
perlatannya) untuk bisa menggarap peluang ini.
Peluangnya bagi kita orang accounting: Dahulu, yang namanya pegawai data entry dan bookkeeper hanya ada di
perusahaan-perusahaan (industri) di luar KAP, sampai timbul asumsi umum bahwa
semua pegawai accounting di perusahaan adalah bookkeeper. Kedepannya, di
KAP-pun akan ada yang namanya pegawai data entry dan bookkeeper. Artinya, untuk
bisa kerja di KAP di masa yang akan datang, tidak harus bergelar CPA, CIA atau
CMA. Tamat SMEA seperti sayapun bisa. Tentu ini peluang yang bagus bagi
kita-kita yang memiliki pendidikan terbatas.
Tantangannya: Terutama bagi kawan-kawan yang selama ini menjadai pegawai data entry
dan bookkeeping di perusahaan-perusahaan. Jika ini terjadi, anda akan memiliki
2 pilihan: tetap bekerja di perusahaan tetapi skill harus diperkuat (agar bisa
bersaing dengan bookkeeper dari KAP), atau anda pindah kerja ke KAP—yang tentu
tuntutannya juga harus meningkatkan skill, sebab bisa jadi standar KAP lebih
tinggi.
Inisiatif#2. Menggarap Manajemen Strategis Korporasi
Selama ini, jasa akuntansi (baik assurance
services/audit independent maupun business advisory/konsultasi binis) lebih
banyak bersifat “Sevices-Driven.” Kedepannya, mereka akan banyak menggarap
hal-hal yang sifanya “Srategic-Driven”.
Konkretnya, kalau selama ini KAP hanya
memberikan jasa layanan audit, atestasi, kompilasi, maka ke depannya mereka
akan secara aktif menawarkan jasa-jasa yang bisa membantu manajemen perusahaan
(korporasi) dalam pengambilan-keputusan yang sifatnya strategis, yaitu dengan
menyediakan data yang berorientasi ke depan (tidak hanya data histories yang
selama ini dihasilkan oleh laporan keuangan).
Kasarannya, kalau selama ini jasa yang
ditawarkan lebih banyak di wilayah compliance (kepatuhan terhadap standar
akuntansi dan pajak), ke depannya mereka akan menawarkan jasa-jasa yang bisa
membantu perusahaan klien bisa beroperasi dengan lebih efisien—yang tentunya
diharapkan bisa membantu mereka mencapai tujuan usaha (profitabilitas) dengan
lebih efektif.
Dengan kata lain, jika selama ini KAP lebih
banyak menggeluti akuntansi keuangan (financial accounting), ke depannya akan
ikut juga menggeluti akuntansi manajemen (management accounting).
Peluangnya bagi kita orang accounting: yang tidak memiliki cukup skill di wilayah auditpun akan bisa bekarir
di KAP dengan menjadi akuntan manajemen yang nantinya ditugaskan untuk
menggarap wilayah baru (manajemen strategis) ini. So, peluang berkarir di KAP
yang selama ini didominasi oleh para CPA, akan sedikit lebih merata ke wilayah
CMA (certified management accountant) dan Tax Accountant tentunya. Adik-adik
mahasiswa yang ingin berkarir di KAP, kedepannya bisa mulai melirik
seritifikasi CMA (tidak CPA melulu).
Tantangannya: Khususnya bagi kawan-kawan akuntan yang selama ini nyaman berkarir di
perusahaan-perusahaan, ini tantangan yang harus dijawab SEGERA. Caranya: (a)
perkuat skill akuntansi manajemennya (terutama akuntansi biaya, forecasting dan
budgeting); (b) ambil sertifikasi akuntan manajemen (CMA). Jika tidak,
lama-lama pekerjaan anda akan terambil-alih oleh KAP. Dan untuk kawan-kawan
yang sudah di KAP, siap-siap untuk memperdalam skill management accountant.
Seperti sudah sering saya sampaikan di JAK, akuntan tidak cukup hanya menghafal
PSAK dan SPAP, perlu juga belajar proses suatu bisnis, jika mau berkembang
tentunya.
Inisiatif#3. Menciptakan Peluang Bagi Klien
Sejalan dengan inisiatif ke-2 di atas,
membantu perusahaan dengan menyediakan data untuk pengambilan keputusan strategis
saja, dirasa belumlah cukup. KAP ke depannya ingin menyediakan jasa layanan
yang bisa dijadikan bahan analisis untuk mengambil peluang bisnis bagi para
pengusaha.
Misalnya:
Jasa data minning (pengambilan data) tertentu dan analisanya. Dari data
penjualan selama 10 tahun misalnya, bisa diketahui: produk apa yang dibutuhkan
ke depannya, berapa harganya, bagaimana peluang suksesnya, dan seterusnya.
Informasi-informasi seperti itu, bisa dijadikan bahan untuk menangkap peluang
bisnis tertentu oleh klien.
Peluangnya bagi orang accounting: Jika diambil positivenya, tentu orang accounting jadi nambah peluang
pekerjaan dengan melakukan data minning atau analisa-analisa tertentu. Jika
tidak, wow…. mungkin ke depannya KAP tidak hanya di huni oleh orang-orang
accounting, tetapi juga oleh orang statistik dan para analyst.
Tantangannya: Data minning dan analisa memang tidak jauh-jauh dari aktivitas para
akuntan, tentunya dalam skala yang masih kecil. Sedangkan untuk skala besar,
tentu perlu belajar secara khusus, atau serahkan kepada mereka yang lebih ahli
(statistician dan analyst).
Inisiatif#4. Mengangkat Brand Equity
KAP kecil, saat ini, aktivitas meningkatkan
nilai brand KAP-nya belum nampak. Sejauh ini, mungkin masih sebatas menjaga
nama baik (reputasi) dengan cara menjaga kualitas layanan. Bisa dipahami karena
mengangkat brand suatu usaha (termasuk KAP) bukan perkara mudah, mengkonsumsi
sumberdaya uang yang cukup besar.
Sedangkan KAP besar, Big Four misalnya, urusan
mengangkat brand masuk dalam skala prioritas utama mereka, karena ini penting
untuk menjaga kelanggenan dominasi dalam persaiangan bisnis jasa KAP. Dan usaha
mengangkat ekuitas brand ini, dilakukan dalam berbagai medium dan channel—mulai
dari menyelenggarakan event (lokal dan internasional), meluncurkan
portal-portal online, sponsorship event-event besar (sampai sepak bola), hingga
iklan di TV dan koran.
Saat ini, brand ekuitas KAP besar macam KPMG,
PwC, Deloitte, Ernst & Young, dll, tergolong sudah sangat tinggi, tidak
kalah jika dibandingkan dengan General Motor, Apple, IBM, Toyota, dan
sejenisnya.
Keberhasilan KAP-KAP besar dalam mengangkat
brand ekuitas mereka adalah prestasi luar biasa, mengingat para akuntan pada
dasrnya bukanlah orang-orang yang ahli dalam bidang marketing. Tetapi kenyataan
bahwa begitu banyak KAP besar yang memiliki brand ekuitas yang tinggi, membuat
para pelaku usaha (yang nota benanya adalah kliennya KAP) mulai melirik KAP
sebagai sarana untuk mengangkat brand ekuitas yang cukup ampuh.
Sehingga, ini menjadi peluang emas bagi
KAP-KAP besar untuk mulai menjual jasa “mengangkat brand ekuitas” perusahaan
klien—baik corporate maupun generic brand per
produk. Caranya? Dengan mendompleng brand KAP-nya yang sudah bernilai tinggi.
Misalnya:
Dengan mensponsori study dan riset (terutama bidang akntansi, keuangan dan
perpajakan) yang diselenggarakan oleh KAP. Hasil riset dipublikasikan oleh KAP
melalui channel-channel yang mereka miliki, tetunya dengan mencantumkan bahwa
riset tersebut terselenggara berkat kerjasama “ABC Accounting Firm” dengan “XYZ
Inc.” Dengan demikian brand ekuitas XYZ Inc ikut terkatrol.
Inilah yang dibidik kedepannya.
Peluangnya bagi kita orang accounting: Secara langsung, tidak ada. Tetapi secara tidak langsung akan
memperluas peluang kerja kita orang accounting, seiring dengan semakin
diseganinya KAP dalam kancah usaha di berbagai lini.
Tantangannya: Untuk di Indonesia (terutama KAP-KAP kecil), saya rasa, ini masih
akan memakan waktu yang relative lama. Mengngkat brand ekuitas sendiri saja
masih butuh waktu, apalagi menjual jasa untuk mengangkat brand ekuitasnya
klien.
Inisiatif#5. Meningkatkan Pemasaran dan Public
Relation
Jika selama ini KAP, dalam menjual jasa
layanannya, lebih banyak menghandalkan rekomendasi dari-mulut-ke-mulut saja
(atau maksimal pasang papan nama), ke depannya akan lebih agresif lagi dalam
menjaring calon klien; mereka akan secara aktif melakukan pemasaran dan
akivitas public relation untuk branding.
Trend ini sebenarnya sudah nampak jelas
belakangan ini. Tidak hanya di koran-koran dan majalah (dalam halaman
advertorial), tetapi sudah ke pemasaran online—baik melalui sponsorship,
jurnal-jurnal populer, press release, pasang banner, hingga
pemasaran 2.0 via social media (Hampir semua KAP sekarang punya Facebook Fan
dan Twitter).
Tujuannya jelas; meningkatkan penjualan jasa
layanan akuntansi dan keuangan yang ditawarkan, menambah jumlah klien, serta
meningkatkan profitabilitas tentunya.
Peluangnya bagi orang accounting: Dengan meningkatnya jumlah klien yang akan diperoleh oleh KAP, maka
tentu juga akan meningkatkan daya tampung mereka terhadap jumlah pegawai (dari
data entry, bookkeeper hingga akuntan) yang akan dipekerjakan. Bagaimanapun
juga, selama inipun kawan-kawan di KAP sudah lembur tiap hari hingga larut
malam, jika volume pekerjaan meningkat lagi, mau-tidak-mau harus nambah jumlah
pegawai. Dan ini bagus baik bagi yang telah berpengalaman maupun yang fresh
graduate.
Tantangannya: Sebenarnya ini bukan tantangan—karena akan sangat tergantung pada
kebijakan KAP masing-masing. Jika KAP melakukan pemasaran secara besar-besaran
hanya dengan mengandalkan pegawai yang telah ada saja, mau-tidak-mau
kawan-kawan CPA pun terpaksa harus belajar pemasaran. Minimal bagi mereka yang
sudah berlevel manager atau partner. Tetapi sangat mungkin KAP akan
mempekerjakan pemasar profesional, baik melalui agency maupun merekrut pemasar
profesional untuk dijadikan in-house marketer bagi KAP-nya.
Inisiatif#6. Memaksimalkan Penggunaan Teknologi
Di satu sisi, aktivitas para akuntan (baik
yang di KAP maupun di perusahaan) tidak bisa lepas dari penggunaan teknologi,
terutama komputer dan peripheral-nya. Di sisi lainnya, kita semua tahu bahwa
data akuntansi-keuangan bukan hanya bersifat rahasia tetapi amat sangat vital.
Kian lama, seiring dengan semakin tingginya
volume transaksi, para akuntan semakin menyadari akan pentingnya penggunaan
teknologi dalam melayani klien. Akuntan dituntut untuk semakin cerdas dalam
memanfaatkan teknologi guna bisa memberikan layanan terbaik bagi para klien.
Ada 3 aspek kualitas layanan yang menjadi
fokusnya para akuntan, yaitu:
1. Ketepatwaktuan (Timeliness)
– Baik itu laporan keuangan, laporan hasil audit, laporan pajak, maupun
analisa-analisa internal yang dihasilkan oleh para akuntan, diharapkan untuk
bisa diserahkan kepada klien secara tepat waktu. Semakin tingginya volume
transaksi membuat ini menjadi tantangan yang kian hari kian berat bagi para
akuntan. Untuk menjawab tantangan ini, akuntan mengotomatisasikan pekerjaan
dengan berbagai macam software, yang tiada lain adalah produk teknologi.
2. Keakuratan (Accuracy)
– Laporan tepat-waktu tidak akan ada gunannya, jika tidak akurat. Untuk
mencapai level akurasi yang diharapkan oleh klien, tidak cukup hanya dengan
menggunakan tenaga terampil/ahli saja, tetapi juga perlu
menggunakan software akuntansi yang terancang dengan sangat
baik—sehingga tingkat errornya menjadi minimal. Untuk keperluan itu, akuntan
juga pakai produk teknologi.
3. Keamanan Data (Data
Security) – Data keuangan adalah data yang paling rentant terhadap kerusakan
maupun pencurian (baik dari dalam maupun luar). Kantor akuntan publik
bertanggungjawab terhadap kemanan data para kliennya. Klien mana yang mau
menggunakan jasa akuntan publik jika kemanan dan kerahasiaan data keuangan
mereka tidak terjaga? Tidak ada. Ironisnya, penggunaan teknologi untuk maksud
memenuhi ketepatwaktuan dan akurasi justru menjadi pintu masuk bagi para
pencuri data. Sehingga, mau tidak mau, para akuntan juga mesti bisa mengatasi
masalah ini.
Belakangan ini, ada beberapa perkembangan
signifikan di wilayah ini, diantaranya:
- Semakin meningkatnya kebutuhan klien akan penggunaan software
akuntansi yang setingkat MRP/ERP.
- Untuk mengantisipasi membludaknya jumlah data dan traffic
perpindahannya, belakangan ini kebutuhan akan penggunaan cloud server
semakin tinggi—khususnya di sektor keuangan (banking).
Para akuntan bisa membaca kebutuhan ini. Oleh
sebab itu, ke depannya, akuntan bermaksud mengubah ini menjadi tantangan, yaitu: dengan
meningkatkan jasa layanan yang sepenuhnya berbasis teknologi.
Peluangnya bagi kita orang accounting: Jika inisiatif ini berhasil, bukan saja akan membuat proses pekerjaan
akuntansi keuangan menjadi semakin efisien, tetapi juga membuka kesempatan baru
dengan berbagai jasa layanan baru terkait dengan bidang jasa akuntansi keuangan
berbasis teknologi. Misalnya: memberikan jasa asistensi dalam setup dan
implementasi MRP/ERP. Bekerjasama dengan pihak lain dalam mengatur data storage
yg menggunakan cloud server.
Tantangannya: Mau tidak mau harus belajar menggunakan teknologi yang kian lama kian
advance. Tidak cukup lagi hanya dengan bisa menginput data ke dalam software
akuntansi. Tentu, pihak KAP tidak selalu harus menggunakan pegawai (para
akuntan yang telah ada), bisa saja mereka menggunakan jasa IT dari pihak luar,
atau bahkan merekrut pegawai IT untuk dipekerjakan di KAP.
Begitulah kira-kira perkembangan jasa
akuntansi keuangan ke depannya. Kian lama akan kian muluas seiring dengan
semakin berkembangnya lingkungan bisnis dan teknologi. Di satu sisinya adalah
tantangan, namun di sisi lainnya bisa menjadi peluang—jika kita mampu
mengambilnya.
Yang paling penting kita selalu siap, baik
itu terhadap tantangan maupun peluannya. Peluang lebih banyak memihak pada
mereka yang memang siap (teknikal dan mental). Bagaimana dengan anda? Siap
menghadapi perkembangan baru ini? Siap mengantisipasi semakin berkembangnya
jasa akuntansi keuangan ke depannya?
Posting Komentar untuk "Perkembangan Jasa Akuntansi Keuangan, Peluang dan Tantangan Kerjanya"