Pengertian Loyalitas Merek (brand loyalty) dan Pengukurannya
Loyalitas merek (brand loyalty) merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam strategi
pemasaran. Keberadaan konsumen yang loyal pada merek sangat diperlukan agar perusahaan
dapat bertahan hidup. Loyalitas dapat diartikan sebagai suatu
komitmen yang mendalam untuk melakukan pembelian ulang produk atau jasa yang
menjadi preferensinya secara konsisten pada masa yang akan datang dengan cara
membeli ulang merek yang sama meskipun ada pengaruh situasional dan usaha
pemasaran yang dapat menimbulkan perilaku peralihan.
Brand loyalty (loyalitas merek) merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek.
Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan
beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati
adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain. (Darmadi
Durianto, 2001)
Sedangkan menurut Freddy Rangkuty (2009) Loyalitas
merek adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek.
Loyalitas merek merupakan inti dari brand equity yang menjadi gagasan sentral
dalam pemasaran, karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seorang
pelanggan pada sebuah merek.
Apabila loyalitas merek meningkat, maka
kerentaan kelompok pelanggan dari serangan kompetitor dapat dikurangi. Hal ini
merupakan suatu indikator dari brand equity yang berkaitan dengan perolehan
laba di masa yang akan datang karena loyalitas merek secara langsung dapat
diartikan sebagai penjualan di masa depan.
Loyalitas merek menunjukkan adanya suatu
ikatan antara pelanggan dengan merek tertentu dan ini sering kali ditandai
dengan adanya pembelian ulang dari pelanggan. Mowen (2002 : 109) mengemukakan
bahwa loyalitas dapat didasarkan pada perilaku pembelian aktual produk yang
dikaitkan dengan proporsi pembelian.
Perusahaan yang mempunyai basis pelanggan yang
mempunyai loyalitas merek yang tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran
perusahaan karena biaya untuk mempertahankan pelanggan jauh lebih murah
dibandingkan dengan mendapatkan pelanggan baru. Loyalitas merek yang tinggi
dapat meningkatkan perdagangan. Dan dapat menarik minat pelanggan baru karena
mereka memiliki keyakinan bahwa membeli produk bermerek minimal dapat
mengurangi risiko.
Fungsi Brand Loyalty
Pengelolaan dan pemanfaatan yang benar dari
suatu strategi pemasaran, maka akan membuat brand loyalty menjadi asset
stategis bagi perusahaan. Beberapa potensi yang dapat diberikan oleh brand
loyalty kepada perusahaan, yaitu “reduced marketing costs, trade leverage,
attracting new customers, dan provide time to respond to competitive threats”
(Durianto et al., 2001, p.127).
- Reduced marketing costs (Mengurangi biaya pemasaran) Adanya brand
loyalty kaitan dengan biaya pemasaran. Biaya pemasaran akan lebih murah
terutama dalam mempertahankan pelanggan dibandingkan dengan upaya untuk
mendapatkan pelanggan baru. Jadi, biaya pemasaran akan menjadi kecil jika
brand loyalty meningkat.
- Trade leverage (Meningkatkan Perdagangan) Loyalitas yang kuat
terhadap suatu merek akan menghasilkan peningkatan perdagangan
danmemperkuat keyakinan perantara pemasaran. Semakin biasa konsumen
membeli suatu produk, maka semakin tinggi frekuensi pembelian konsumen
tersebut, yang pada akhirnya dapat meningkatkan penjualan.
- Attracting new customers (Menarik pelanggan baru) Banyaknya
pelanggan yang merasa puas dan suka pada merek tertentu, maka akan
menimbulkan perasaan yakin atau percaya pada calon pelanggan lain untuk
mengkonsumsi merek tertentu tersebut. Di samping itu, pelanggan yang puas
umumnya akan merekomendasikan merek yang pernah/sedang dikonsumsi kepada
teman/kerabat dekatnya, sehingga akan menarik pelanggan baru.
- Provide time to respond to competitive threats (Memberi waktu
untuk merespon ancaman persaing) Brand loyalty akan memberikan waktu pada
perusahaan untuk merespon gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing
mengembangkan produk baru dan unggul, maka pelanggan yang loyal akan
memberikan waktu pada perusahaan untuk memperbaruhi produk yang dihasilkan
dengan cara menyesuaikan atau mengadakan inovasi untuk dapat mengunguli
produk baru pesaing.
Tingkatan Brand Loyalty
Dalam kaitannya dengan brand loyalty suatu
produk, didapati adanya beberapa tingkatan brand loyalty. Masing-masing
tingkatannya menunjukkan tantangan pemasaran yang harus dihadapi sekaligus aset
yang dapat dimanfaatkan. Adapun diagram tingkatan brand loyalty tersebut adalah
sebagai berikut:
Gambar Piramida Loyalitas Merek
Berdasarkan piramida loyalitas di atas, dapat
dijelaskan bahwa:
- Tingkat Loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal
atau sama sekali tidak tertarik pada merek-merek apapun yang ditawarkan.
Dengan demikian, merek memainkan peran yang kecil dalam keputusan
pembelian. Pada umumnya, jenis konsumen seperti ini suka berpindah- pindah
merek atau disebut tipe konsumen switcher atau price buyer (konsumen lebih
memperhatikan harga di dalam melakukan pembelian).
- Tingkat kedua adalah para pembeli merasa puas dengan produk yang
ia gunakan, atau minimal ia tidak mengalami kekecewaan. Pada dasarnya,
tidak terdapat dimensi ketidakpuasan yang cukup memadai untuk mendorong
suatu perubahan, terutama apabila pergantian ke merek lain memerlukan
suatu tambahan biaya. Para pembeli tipe ini dapat disebut pembeli tipe
kebiasaan (habitual buyer).
- Tingkat ketiga berisi orang-orang yang puas, namun mereka memikul
biaya peralihan (switching cost), baik dalam waktu, uang atau risiko
sehubungan dengan upaya untuk melakukan pergantian ke merek lain. Kelompok
ini biasanya disebut dengan konsumen loyal yang merasakan adanya suatu
pengorbanan apabila ia melakukan penggantiannya ke merek lain. Para
pembeli tipe ini disebut (satisfied buyer).
- Tingkat keempat adalah konsumen benar-benar menyukai merek
terseut. Pilihan mereka terhadap suatu merek dilandasi pada suatu
asosiasi, seperti simbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakannya, atau
kesan kualitas yang tinggi. Para pembeli pada tingkat ini disebut sahabat
merek, karena terdapat perasaan emosional dalam menyukai merek.
- Tingkat teratas adalah para pelanggan yang setia. Mereka mempunyai
suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna satu merek. Merek
tersebut sangat penting bagi mereka baik dari segi fungsinya, maupun
sebagai ekspresi mengenai siapa mereka sebenarnya (commited buyers).
Dari piramida loyalitas tersebut terlihat
bahwa bagi merek yang belum memiliki brand equity yang kuat, porsi terbesar
dari konsumennya berada para tingkatan switcher. Selanjutnya, porsi terbesar
kedua ditempati oleh konsumen yang berada pada taraf habitual buyer, dst,
hingga porsi terkecil ditempati oleh committed buyer. Meskipun demikian bagi
merek yang memiliki brand equity yang kuat, tingkatan dalam brand loyaltynya
diharapkan membentuk segitiga terbalik. Kasudnya makin ke atas makin melebar
sehingga diperoleh jumlah committed buyer yang lebih besar daripada switcher
seperti tampak pada gambar berikut :
Gambar Piramida Loyalitas Merek dalam
posisi terbalik
Loyalitas merek para pelanggan yang ada mewakili suatu aset strategis dan jika
dikelola dan dieksploitasi dengan benar akan mempunyai potensi untuk memberikan
nilai dalam beberapa bentuk seperti yang diperlihatkan dalam gambar berikut:
Perusahaan yang memiliki basis pelanggan yang mempunyai loyalitas merek yang tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena biaya untuk mempertahankan pelanggan baru. Keuntungan kedua, loyalitas merek yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan. Loyalitas yang kuat akan meyakinkan pihak pengecer untuk memajang di rak-raknya, karena mereka mengetahui bahwa para pelanggan akan mencantumkan merek-merek tersebut dalam daftar belanjaannya.
Keuntungan ketiga, dapat menarik minat
pelanggan baru karena mereka memiliki keyakinan bahwa membeli produk bermerek
terkenal minimal dapat mengurangi risiko. Keuntungan keempat adalah loyalitas
merek memberikan waktu, semacam ruang bernafas, pada suatu perusahaan untuk
cepat merespons gerakan-gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan
produk yang ungul, seorang pengikut loyal akan memberi waktu pada perusahaan
tersebut agar memperbaharui produknya dengan cara menyesuaikan atau
menetralisasikannya.
Pengukuran Brand Loyalty
Untuk memahami secara lebih jelas mengenai
loyalitas merek dan pengelolaannya, diperlukan upaya untuk melakukan
pengukuran-pengukuran loyalitas merek, yaitu sebagai berikut:
a.
Pengukuran perilaku
Cara langsung untuk menentukan loyalitas, khususnya perilaku yang sudah menjadi
kebiasaan, adalah dengan mengetahui pola-pola pembelian yang biasa dilakukan
oleh konsumen. Pengukuran yang dapat digunakan adalah tingkat pembelian ulang
(purchase rate), persentase pembelian, dan jumlah merek yang dibeli.
b.
Mengukur biaya atau pengorbanan
untuk beralih merek (switching cost)
Analisis terhadap biaya pengorbanan untuk beralih merek dapat memberikan
wawasan yang lebih luas karena pengorbanan tersebut merupakan suatu dasar
terciptanya loyalitas merek. Apabila konsumen memerlukan pengeluaran yang
sangat mahal dan memiliki risiko yang sangat besar, hal itu akan mengakibatkan
tingkat perpindahannya menjadi sangat rendah.
c.
Mengukur kepuasan
Pengukuran tingkat kepuasan atau mengukur ketidakpuasan merupakan alat yang
penting untuk mendeteksi tingkat loyalitas konsumen.
d.
Merek kesukaan
Tahap keempat dari loyalitas melibatkan kesukaan. Apakah para pelanggan
menyukai perusahaan? Adakah kesan, respek, atau sikap bersahabat terhadap
perusahaan dan merek? Sangat sukar bagi para pelanggan untuk melawan perasaan
suka terhadapt ciri-ciri produk. Kesukaan yang menyeluruh dan umur dapat diukur
melalui sebuah cara yang bervariasi, misalnya perhatian, rasa bersahabat, dan
kepercayaan. Ukuran lain dari kesukaan tercermin pada kesediaan para pelanggan
untuk memperoleh merek kesukaannya, meskipun dengan harga yang lebih tinggi
dibandingkan merek lainnya.
e.
Komitmen
Merek-merek yang sangat kuat akan memiliki sejumlah besar pelanggan yang
memiliki komitmen. Satu indikator penting adalah jumlah interaksi dan
komunikasi yang terlibat dalam suatu produk. Misalnya, konsumen suka untuk
membicarakan merek tersebut dengan rekannya, bahkan menyerahkan dan
merekomendasikan untuk membeli merek tersebut.
Semoga
bermanfaat (bisnisan.id)
Posting Komentar untuk "Pengertian Loyalitas Merek (brand loyalty) dan Pengukurannya"