Jenis jenis Fraud (Penipuan) dan Cara Mencegahnya
Jenis jenis Fraud (Penipuan) dan Cara
Mencegahnya - Fraud (penipuan) tergolong topik yang jarang
dibahas, padahal pada kenyataannya: satu dari empat perusahaan menjadi korban
fraud (penipuan, dengan kerugian rata-rata $ 50.000. Menurut Association of
Certified Fraud Examiner (ACFE)—sebuah asosiasi yang anggotanya terdiri dari
para penguji tindakan fraud di Amerika Serikat sana menyatakan bahwa, usaha
kecil lebih rentan terhadap penipuan karena mereka biasanya memiliki
langkah-langkah anti-fraud lebih sedikit dibandingkan perusahaan berskala
besar.
Ada empat jenis jenis atau kategori
fraud yang paling sering menimpa perusahaan-perusahaan (kecil maupun besar) di
seluruh dunia. Tulisan ini memberi panduan mengenai keempat kategori utama
fraud tersebut, bagaimana mereka mempengaruhi perusahaan, dan apa yang bisa
dilakukan oleh perusahaan untuk dapat mencegah sekaligus melindungi diri
mereka sendiri dari tindakan fraud.
1. Pencurian Data (Data Fraud)
Para pelaku pencurian data (data fraud)
menyasar usaha kecil untuk mencuri data-data sensitive—misalnya: data yang
terkait dengan kartu kredit pelanggan.
Statistik Kasus –
Hanya 4% dari usaha kecil yang melaporkan telah menjadi korban penipuan data.
Itu artinya kira-kira SATU JUTA merchant di seluruh negara mengalami jenis
pencurian data ini.
Tingkat Kerentanan –
Dari merchant mandiri yang menyimpan data pemegang kartu kredit secara
elektronik (digital), hanya 46% yang telah mengambil langkah-langkah yang benar
untuk melindungi data mereka, sementara 54% usaha lain rentan terhadap
pencurian data.
Bagaimana perusahaan dapat melindungi diri
dari pencurian data?
·
76% menggunakan dan secara teratur
memperbarui perangkat lunak antivirus
·
76% membatasi akses fisik ke data
pemegang kartu
·
64% mengembangkan dan memelihara
sistem dan aplikasi pengaman khusus
·
46% mengenkripsi transmisi data
pemegang kartu saat melewati jaringan publik/terbuka
·
43% melacak dan memantau semua
akses ke sumber daya jaringan dan data pemegang kartu secara terus menerus.
2. Penggelapan (Embezzlement)
Pelaku penggelapan (biasanya pegawai) dengan
sengaja menjadikan perusahaan tempatnya bekerja sebagai sasaran untuk maksud
memperkaya diri sendiri.
Dalam suatu perusahaan, di wilayah mana
penggelapan terjadi? - Lebih dari 80% dari
kasus penggelapan yang dilakukan oleh baik individu maupun kelompok, terjadi
dalam satu diantara enam departemen berikut: Bagian Akunting, Customer Service,
Eksekutif/Manajemen, Operasional, Pembelian dan Penjualan.
Statistik Kasus –
Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), usaha kecil adalah
target empuk bagi para pelaku penggelapan karena mereka biasanya memiliki
pengendalian intern (termasuk fraud control) yang lebih lemah dibadingkan
perusahaan berskala besar.
Tingkat Kerentanan - dari semua kasus penggelapan, 31% menimpa usaha kecil.
Kerugian atas penggelapan – Porsi kerugian yang ditanggung oleh perusahaan yang menjadi
korban tindak penggelapan setidaknya 5% dari total pendapatan tahunan. Median
rugi untuk usaha kecil karena kasus penggelapan tidak kurang dari 155,000
dollar AS. Median durasi insiden penipuan sebelum terdeteksi sekitar 18 bulan.
Bagaimana perusahaan dapat melindungi dari
dari tindak penggelapan?
·
52% – Melakukan audit eksternal
terhadap Laporan Keuangan
·
41% – Membuat dan menetapkan kode
etik karyawan
·
33% – Melakukan manajemen
sertifikasi atas Laporan Keuangan
·
31% – Melakukan penelaahan
Manajemen keuangan dan karyawan
·
19% – Mengembangkan program
dukungan karyawan
·
16% – Memberikan pelatihan
mengenai fraud bagi manajemen/eksekutif
·
15% – Menyediakan tips anti-fraud
secara online bagi karyawan
·
13% – Memberikan pelatihan
anti-fraud bagi karyawan
·
11% – Melakukan audit internal
secara mendadak
·
3% – Menyediakan hadiah bagi
pelapor tindak penggelapan.
3. Penipuan Atas Jasa Perbankan Online (Online Banking)
Pelaku penipuan rekening bank online
seringkali menyasar usaha kecil.
Statistik Kasus:
56% dari usaha kecil dilaporkan mengalami penipuan perbankan dalam 12 bulan
terakhir. 61% dari mereka menjadi korban lebih dari satu kali. 75% dari usaha
kecil melaporkan bahwa mereka telah mengalami penipuan online.
Atas uang yang hilang: Dari usaha kecil mengalami penipuan perbankan online: 37%-nya
menerima penggantian atas dana mereka yang hilang; dan 31%-nya tidak menerima
kompensasi atas dana yang tidak bisa dikembalikan.
Bank (untuk semua skala) rentan terhadap penipuan. Usaha kecil yang menggunakan
jasa perbankan dari lembaga keuangan (bank) kecil sama berisikonya dengan
mereka yang menggunakan jasa perbankan dari institusi keuangan besar.
Bagaimana perusahaan dapat melindungi diri
dari penipuan perbankan online?
·
78% melakukan rekonsiliasi
rekening bank pada setiap akhir bulan.
·
55% melakukan evaluasi dan
persetujuan yang cermat atas seluruh transaksi kas keluar
·
49% menempatkan lebih lebih dari
satu orang untuk mengendalikan akun
·
26% menggunakan komputer khusus
yang didedikasikan untuk online banking
·
16% mengembangkan pendidikan
pencegahan fraud bagi karyawan
4. Penipuan/penggelapan Atas Cek
Pelaku memanipulasi cek untuk mencuri dana
dari rekening milik perusahaan.
Statistik Kasus:
Penipuan cek yang dialami oleh perusahaan biasanya terkait erat dengan tindak
penggelapan (oleh pegawai) atau penipuan online banking. Menurut sebuah
penelitian mengenai tingkat kepercayaan publik terhadap jasa perbankan
baru-baru ini (2011), 75% dari mereka yang menjadi korban penipuan menyebutkan
tentang penipuan online. Lebih dari sepertiga dari kasus-kasus ini adalah hasil
dari penipuan atas cek (check fraud). 45% kasus penipuan yang menimpa bisnis
besar dan kecil berupa penipuan atas cek. 30% dari kasus penipuan yang
dilakukan di tempat kerja (terjadi pada usaha yang memiliki kurang dari 100
karyawan)—dengan salah satu kasus penipuan yang paling umum adalah penipuan
atas cek.
Tingkat Kerentanan:
Untuk bisnis kecil yang menjadi korban penipuan cek, penyelesaian dari pihak
bank sampai saat ini belum dijamin. Tanggung jawab untuk membayar (dari bank)
sering mentok pada pertanyaan: apakah korban (usaha) dapat membuktikan bahwa
mereka mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Bagaimana perusahaan dapat melindungi diri
dari penipuan atas cek?
Banyak langkah pencegahan yang ampuh untuk
melindungi diri dari penipuan perbankan online, JUGA ampuh untuk melindungi
diri terhadap penipuan cek. Selain saran-saran yang telah ditawarkan di atas,
berikut adalah langkah lain yang bisa diambil perusahaan untuk memastikan
mereka benar-benar aman dari jenis jenis tindak kejahatan penipuan (fraud):
·
Pastikan cek memiliki fitur
keamanan yang cukup. Misalnya: dengan menggunakan alat pemeriksaan keamanan
berteknologi tinggi. Disampiang dapat mencegah, jikapun tetap terjadi perusahaan
dapat menunjukkan itu kepada pihak bank sebagai bukti bahwa perusahaan telah
mengambil langkah-langkah pencegahan secara sungguh-sungguh.
·
Maksimalkan usaha-usaha
agar perusahaan menerapkan metode (cara) administrasi yang aman—dengan
mengimplementasikan ‘Sistim Pengendalian Intern (SPI)’ secara ketat di seluruh
bagian dan tingkatan operasional perusahaan. Misalnya: pemisahan fungsi antar
staff akuntansi dengan jelas dan tegas.
·
Hancurkan semua buku cek kosong
dari rekening bank yang tidak aktif (telah ditutup) sesegera mungkin.
·
Gunakan fitur layanan membayar tertentu untuk
mencegah adanya kliring rekening atas cek tidak sah.
·
Baca dengan seksama kontrak
perjanjian dengan pihak bank untuk memahami hak dan kewajiban jika suatu saat
nanti perusahaan mengalami kerugian akibat tindak penipuan dari pihak lain.
·
Periksa buku cek baru begitu
diterima dari bank. Simpan buku cek yang belum dipakai di tempat yang
sungguh-sungguh aman, dalam kondisi terkunci. Jika buku cek diterima dalam
keadaan tersegel, jangan buka segel sampai cek dipakai.
·
Selalu jaga keamanan buku cek dan
slip (formulir bank) yang tidak terpakai atau dibatalkan, stempel perusahaan
dan stempel tandatangan (jika memakai), dengan menyimpannya di tempat yang
terkunci—hanya bisa diakses oleh orang yang diberi wewenang.
Itulah yang bisa kami sampaikan mengenai jenis jenis fraud (penipuan) dan cara mencegahnya. Semoga bermanfaat dan salam sukses selalu (bisnisan.id).
Posting Komentar untuk "Jenis jenis Fraud (Penipuan) dan Cara Mencegahnya"