Strategi Menulis di Media Online Agar Enak Dibaca dan Banyak Pengunjung
Strategi Menulis di Media Online - Media
online telah menjadi media baru yang menggeliatkan dunia jurnalistik. Media online juga menjadi dunia baru
dalam marketing. Dunia marketing sekarang sudah bergeser dari marketing
konvensional menjadi dominasi digital marketing dengan segala variannya.
Media online adalah generasi baru media massa.
Ia memiliki karakter tersendiri dibandingkan media lainnya. Teknik atau gaya
penulisannya pun sedikit berbeda dengan media ”konvensional”. Berikut ini kiat
menulis di media online
agar mampu memenangkan persaingan yang amat sangat ketat.
Kenali Audience Anda
Kenali Pembaca Anda! Menulis di media apa pun,
termasuk media online, harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan
pembaca. Studi menunjukkan, pembaca media online (user) cenderung membaca
tulisan di web secara cepat, bahkan sekilas, “terburu-buru”, dan “tidak
serius”.
Mereka juga cenderung lebih proaktif dari
pembaca media cetak atau pemirsa TV dalam berburu informasi. Mereka bisa dengan mudah mencari
informasi lanjutan dari yang sedang mereka baca. Mereka aktif melakukan
pencarian kembali di mesin
pencari, mencari informasi dari sumber yang berbeda, atau sering juga
melakukan konversi (klik link yang terkait).
Tulisan Anda juga berpotensi memiliki
jangkauan global. Jadi, pertimbangkan apakah Anda ingin membuatnya dimengerti
user lokal, nasional, atau internasional.
PIkirkan dan Cari yang Berbeda
Pikirkan dulu dan cari yang beda. Sebelum Anda
mulai melaporkan dan menulis cerita Anda, tanyalah diri Anda: Apa inti
tulisan/berita yang akan saya ceritakan? Lalu, pikirkan cara terbaik untuk
menyampaikan cerita itu, apakah melalui audio, video, grafik yang bisa diklik,
teks, link, dsb. –atau gabungan semuanya.
Upayakan cerita Anda berbeda dan lebih baik
dari media lain dari segi penyajian dan sudut pandang. Riset dan komparasi dengan pesaing amat penting dalam hal ini.
Kumpulkan Data dan Olah Tulisan
Kumpulan informasi secara khusus dan raciklah
secara khusus pula untuk kebutuhan pembaca website. Reporter media cetak
cenderung mencari informasi. Reporter TV mencari emosi pada kamera, ”potongan
suara” (sound bites), dan gambar untuk dipadukan dengan kata-kata
(narasi).
Jurnalis online harus terus-menerus memikirkan
unsur-unsur yang berbeda dan bagaimana mereka saling mengisi dan melengkapi satu
sama lain: Carilah kata-kata untuk dipadukan dengan gambar; audio dan video
untuk dipadukan dengan kata-kata.
Ingatlah, foto-foto terlihat lebih baik di
media online ketika dibidik atau di-crop secara sempit, dan streaming video
lebih mudah ditonton dengan latar belakang polos dan zooming minimal.
Tulisan yang Hidup dan Ringkas
Buatlah tulisan yang “hidup” dan ketat.
Menulis di media online
untuk Web, blog, media sosial dan atau sejenisnya seharusnya
merupakan persilangan antara naskah siaran dan tulisan untuk media cetak –lebih
ketat dan tajam dari media cetak, tetapi lebih rinci dibandingkan naskah
siaran. Tulis dalam kalimat aktif, bukan pasif.
Naskah siaran yang baik menggunakan
kalimat-kalimat pendek, lugas, kalimat sederhana, dan satu gagasan per kalimat,
serta menghindari kalimat panjang. Menggunakan konsep penulisan demikian dalam
menulis secara online, membuat tulisan lebih mudah dipahami dan lebih
mengundang perhatian pembaca.
Gaya bertutur (conversational styles)
juga disenangi pembaca media
online. Khalayak online lebih menerima gaya penulisan yang
tidak konvensional. Pada saat yang sama, jangan lupa bahwa aturan tradisional
penulisan juga berlaku di media online.
Sayangnya, kualitas tulisan tidak konsisten di
sebagian situs berita online. Tulisan yang kacau, tidak menarik,
berbelit-belit, ceroboh, banyak salah ketik, tidak akan dimaafkan. Pembaca
tidak akan meneruskan bacaannya dan tidak akan kembali ke Web Anda. Tidak
seperti pembaca koran lokal, pembaca online memiliki banyak pilihan dan dengan
mudah pindah ke situs lain.
Jelaskan Secara Gamblang
Jelaskan. Menyajikan berita terbaru secepat
mungkin itu baik. Kecepatan itu penting di media online, tapi pembaca juga
tidak sekadar ingin tahu apa yang terjadi, namun juga mengapa hal itu terjadi.
Sajikan berita terbaru, dengan cepat, ringkas,
padat, namun tetap “lengkap” sehingga pembaca memahami cerita secara lengkap
pula. Jangan memberi informasi yang tidak
jelas, atau informasi yang simpang siur. Jangan pula memberi informasi yang
sepotong-sepotong. Pembaca akan mencari media lain yang lebih informatif dan
mudah.
Jangan Lupakan Lead Berita
Jangan lupakan Lead, teras berita. Buatlah
ringkasan atau inti cerita. Ketika menulis untuk media online, hal sangat
mendasar adalah menyampaikan kepada pembaca secara cepat inti cerita dan
mengapa mereka harus meneruskan bacaan.
Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan
struktur cerita “Model T”. Dalam model ini, teras cerita (story’s lead) –garis
horizontal dalam huruf T– merangkum cerita dan, idealnya, mengatakan mengapa
cerita itu penting. Lead tidak perlu mencantumkan ending atau akhir cerita,
tapi hanya memberikan alasan untuk terus membaca. Ini amat penting sebagai strategi menulis di media online untuk menarik
pembaca dan “memaksa” mereka untuk terus membaca.
Sisa cerita –garis vertikal dari huruf T–
dapat membentuk struktur apa saja: penulis dapat bercerita secara naratif; menyajikan anekdot
dan diikuti dengan sisa cerita; melompat dari satu ide ke ide yang lain; atau
hanya meneruskan cerita dengan model ”piramida terbalik”.
Tulisan Pendek Tapi Menarik
Kebanyakan cerita online terlalu panjang/lama
untuk audiens Web, dan beberapa pembaca menyelesaikannya. Menurut Roy Peter
Clark, cerita apa pun dapat diceritakan dalam 800 sampai 1000 kata — pedoman
yang baik untuk tulisan online.
Tulisan
pendek tidak begitu disukai oleh mesin pencari. Tulisan terlalu panjang tidak
disukai pembaca, kecuali memang Anda pandai bercerita dan pintar memainkan plot.
Tapi jadikan itu sebagai pedoman saja, bukan
aturan. Pembaca akan setia meneruskan bacaannya, meski tulisannya panjang, jika
ada alasan menarik untuk itu dan jika isi tulisan itu terus memikat perhatian
mereka. Membuat pembaca men-scroll ke bawah sisa tulisan, umumnya lebih disukai
daripada harus meng-klik halaman baru.
User berita online saat ini sering menggunakan sparasi halaman
untuk mengurangi bounce rate. Pembaca “terpaksa” me-klik halaman baru. Ini
disukai oleh mesin pencari namun tidak oleh pembaca.
Studi yang dilakukan “The Poynter”
menunjukkan, sekitar 75 persen teks artikel dibaca secara online –jauh lebih
besar ketimbang di-print. Lagi pula, jika naskah itu mereka print dulu baru
dibaca, mereka kehilangan kesempatan untuk proaktif berkomentar atau mengklik
link artikel terkait.
Pecah Tulisan Agar Jelas
Pecah, bagi-bagi! Blok teks yang lebih besar
membuat membaca di layar jadi sulit dan Anda lebih mungkin untuk kehilangan
pembaca. Menggunakan subjudul dan pointer (bullets/numbering) untuk memisahkan
teks dan ide-ide sangat membantu.
Tulisan harus tajam dan cepat dibaca. Gunakan
paragraf dan kalimat-kalimat pendek. Gunakan pula jarak antar-paragraf. Berikan
ruang bagi pembaca untuk ambil nafas (pausing for a breath). Sediakan ”ruang istirahat
mata”.
Berikan Link Keluar yang Relevan
Jangan takutkan link (tautan). Banyak situs
memiliki ketakutan paranoid, bahwa jika mereka menyertakan link ke situs lain,
pembaca akan pergi dan tidak pernah kembali.
Tidak benar! User lebih suka membuka situs
yang mengompilasi link tautan yang berharga (click-worthy links) —lihat
keberhasilan Yahoo! Jika orang tahu bahwa mereka dapat mempercayai situs Anda,
mereka akan datang kembali ke situs Anda. Pilih link yang meningkatkan nilai
cerita dengan membantu pembaca mendapatkan informasi tambahan.
Ambil Resiko, Tapi Ingat Basic
Jurnalisme online adalah industri baru dan
berkembang. Gaya penulisan pun baru dan terus berkembang. Tidak ada aturan,
hanya ide. Ambil risiko itu –mencoba hal baru, sesuatu yang berbeda, tapi
jangan lupakan dasar-dasar jurnalistik.
Fakta tetap harus dicek secara cermat, cek
ulang. Tulisan masih tetap harus tajam, hidup, dan lugas (to the point).
Cerita harus termasuk konteks dan kode etik harus ditaati. Jangan biarkan
”jebakan kecepatan 24/7” (keharusan menyajikan berita tiap saat, 24 jam dalam
sehari, 7 hari dalam seminggu) dan perangkat baru jurnalisme membuat Anda lupa
dasar-dasar jurnalistik.
Kita harus tetap berpegang pada dasar-dasar
jurnalisme untuk menghasilkan berita yang dapat percaya, karena pada akhirnya
itulah (berita terpercaya, kredibilitas situs) yang akan membuat pembaca datang
kembali ke situs kita.
Itula
beberapa strategi menulis di media online agar enak dibaca dan banyak
pengunjung karena juga memperhatikan unsur SEO. Semoga bermanfaat dan sampai
jumpa lagi di lain bahasan (bisnisan.id).
Posting Komentar untuk "Strategi Menulis di Media Online Agar Enak Dibaca dan Banyak Pengunjung"