Bagaimana Diagram Pareto Dapat Digunakan Dalam Pengendalian Kualitas
Bagaimana Diagram Pareto Dapat Digunakan
Dalam Pengendalian Kualitas - Sebagian dari kita
mungkin sudah mengenal Diagram Pareto. Bahkan mungkin di dalam bekerja sudah
biasa menggunakan diagram Pareto ini dan merasakan manfaatnya. Sesuai dengan
fungsinya maka Diagram Pareto adalah salah satu tools atau alat dalam Quality
Control yang digunakan untuk menganalisa sesuatu yang penting dari satu pokok
permasalahan.
Dengan dilakukan analisa Diagram Pareto maka
aktivitas-aktivitas yang dikerjakan dapat di seleksi mana yang paling prioritas
untuk ditindaklanjuti. Jadi secara flow pekerjaan Diagram pareto sangat
membantu pekerjaan-pekerjaan dilakukan dengan lebih teratur dan tidak
serabutan.
Saya bisa merekomendasikan bahwa digram pareto
ini cukup user friendly di dalam penggunaannya. Sangat membantu di dalam
menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi di dalam dunia pekerjaan bahkan
dalam dunia kehidupan kita.
Apa Yang Dimaksud Dengan Diagram Pareto ?
Diagram Pareto pertama kali diperkenalkan oleh
seorang ahli ekonomi dari Italia, bernama ”Vilvredo Pareto”, pada tahun 1897
dan kemudian digunakan oleh Dr. M. Juran dalam bidang pengendalian mutu.
Diagram Pareto ini biasa digunakan untuk dapat
menentukan pangkal persoalan, berdasarkan analisa-analisa dan pertimbangan
beberapa sudut pandang. Diagram ini juga biasa digunakan untuk menganalisa
suatu kejadian, sehingga dapat diketahui hal-hal yang prioritas dari kejadian
tersebut.
Oleh karena itu istilah Pareto biasanya
identik dengan Priority. Dalam suatu diagram Pareto akan dapat diketahui suatu faktor
merupakan faktor yang paling prioritas dibandingkan faktor-faktor lainnya, Kriteria
yang harus dimiliki adalah minimal ada 4 faktor dalam diagram ini.
karena faktor tersebut berada pada urutan terdepan, terbanyak atau pun
tertinggi pada deretan sejumlah faktor yang dianalisis.
Contoh Kasus Diagram Pareto
Bagaimana diagram pareto dapat digunakan dalam
pengendalian kualitas ?
Contoh yang sering kita hadapi misalnya: Ada 4
persoalan yang dihadapi, yaitu A, B, C, D. Bila ditinjau dari frekuensi
kejadian, ternyata persoalan C yang paling sering terjadi, tetapi bila ditinjau
dari akibatnya secara finansial, ternyata persoalan A yang paling merugikan
bila tidak segera diatasi, tetapi bila dilihat dari segi enerji yang terbuang,
mungkin malah persoalan B yang paling menonjol. Berdasarkan tinjauan-tinjauan inilah,
kemudian dapat disimpulkan, manakah dari ke-empat faktor itu, yang akan menjadi
prioritas persoalan untuk ditindaklanjuti ?
Sebagai seorang profesional yang menekankan
kualitas sebagai hasil akhir pekerjaan yang akan dicapai pastilah
berminat untuk mencoba menggunakan salah satu alat pengendalian kualitas (Quality Control) ini dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam pekerjaannya.
Tetapi saya menyarankan apabila hendak
menggunakan Diagram ini, harap supaya user benar-benar tidak sembarangan
memilih tools ini sebagai alat untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapinya. Tetapi pemilihan Diagram Pareto ini adalah berlandasakan
pengetahuan dan pengertian yang cukup baik sehingga penerapan tools ini
dapat berlangsung dengan EFISIEN (tepat) dan EFEKTIF (benar).
EFISIEN, maksudnya adalah ketepatan dalam
memilih alat bantu yang sesuai dengan karakteristik persoalan yang sedang
dihadapi. EFEKTIF, artinya bahwa penggunaan alat bantu tersebut dilakukan
dengan “benar”, sehingga persoalan menjadi lebih jelas, mudah dimengerti dan
memberikan peluang untuk diperbaiki.
Tetapi memang ’jam terbang’ sangat berpengaruh
dalam melakukan pemilihan tools ini. Jadi prinsip berani mencoba sangat
dibutuhkan sampai pada akhirnya dapat merasakan betapa dahsyat kemampuan
Diagram Pareto ini untuk memetakan lingkup persoalan, menyusun data dalam
diagram-diagram agar lebih mudah untuk dipahami, menelusuri berbagai
kemungkinan penyebab persoalan dan memperjelas kenyataan atau fenomena yang
otentik dalam suatu persoalan.
Bagaimana Langkah Diagram Pareto Dapat Digunakan Dalam
Pengendalian Kualitas
Ada 8 langkah sederhana yang dapat diikuti
dalam melakukan analisa Diagram pareto dan saya yakin pasti akan membantu
yaitu:
1.
mengumpulkan sebanyak mungkin data
peristiwa yang menunjukkan sifat dan frekuensi
2.
Menentukan kategori yang akan
digunakan untuk analisa data
3.
Mengalokasikan frekuensi peristiwa
menjadi kategori yang berbeda
4.
Menghitung
frekuensi tersebut
ke dalam persentase
5.
Membuat Diagram Batang
6.
mengurutkan Diagram Batang mulai
dari yang terbanyak
7.
Mengecek dampak Pareto dalam
Diagram Batang tersebut
8.
Bila dampak pareto jelas, ambil
tindakan pada faktor yang paling umum
9.
Bila Analisa masih terlihat umum,
ulangi lagi analisa tersebut sampai mendapatkan hasil yang signifikan.
Apabila kurang membantu, silakan bertanya
kepada yang sudah Expert di
bidangnya, karena kembali saya ingatkan “ Jam Terbang”
sangat mempengaruhi keberhasilan pemakaian Diagram Pareto ini.
Demikianlah
bagaimana diagram pareto dapat digunakan dalam
pengendalian kualitas.
Semoga membantu dan sampai jumpa lagi di lain kesempatan (bisnisan.id).
Posting Komentar untuk "Bagaimana Diagram Pareto Dapat Digunakan Dalam Pengendalian Kualitas"