Menghadapi Strategi Penurunan Harga Kompetitor Ala Rasululloh
Menghadapi Strategi Penurunan Harga Kompetitor Ala Rasululloh - Strategi predatory pricing atau banting harga (penurunan harga secara signifikan) bisa diartikan sebagai penerapan harga yang tidak saja lebih murah dari harga umum pasar, tetapi jauh di bawah harga umum yang berlaku di pasar. Sehingga menciptakan gap atau disparitas harga yang sangat mencolok dengan harga keumuman pasar.
Dewasa ini predatory pricing erat kaitannya
dengan istilah “cuci gudang”. Biasanya toko yang memiliki stok barang lama dan
atau dikhawatirkan akan cepat rusak cenderung menerapkan strategi cuci gudang
ini.
Tujuannya tentu saja untuk meminimalkan risiko
kerugian akibat barang rusak ( untuk barang yang bisa rusak) dan atau menambah
income dari penjualan barang-barang yang sebenarnya secara “bisnis” sudah tidak
laku, seperti pakaian yang sudah out of date atau ketinggalan jaman. Dan
penerapan predatory pricing atau banting harga ini sangat sesuai untuk
mendukung strategi cuci gudang tersebut.
Namun adakalanya (sering) predatory pricing
atau strategi banting harga ini diterapkan dengan tujuan negatif seperti
menguasai pasar atau monopoly. Seperti yang terungkap pada kasus bawang putih
dimana setiap panen raya tiba, para importir-importir nakal membanjiri pasar
dengan bawang putih impor yang harganya jauh lebih murah. Sehingga para petani
bawang terpaksa menjual bawang mereka dengan murah yang biasanya diborong dan
ditimbun oleh importir-importir nakal tersebut juga.
Setelah bawang putih di kalangan petani habis
mulailah mereka (importir nakal) itu melepas bawang mereka dengan harga yang
tentu saja mahal. Motif negatif predatory pricing itu jugalah yang pernah
diterapkan para pedagang quraisy terhadap Rasulullah Muhammad SAW.
Kepiawaian Muhammad dalam berbisnis ternyata
mengundang rasa iri dan kebencian dari beberapa pedagang yang ada. Rasa iri dan
kebencian itulah yang kemudian mendorong mereka bersepakat untuk “memberi
pelajaran pahit” kepada Muhammad. Hingga suatu ketika Muhammad yang baru
berusia 25 tahun membawa barang dagangan milik Khadijah ke negeri Syam untuk
berdagang.
Namun kehadiran Muhammad “disambut” oleh kesepakatan
para pedagang pesaing-pesaingnya dengan strategi banting harga atau predatory
pricing. Aliansi para pedagang tersebut bersepakat menjual barang dagangan
mereka dengan harga yang jauh lebih murah dari harga yang ditawarkan Muhammad.
Tujuannya agar Muhammad terpaksa menjual barang dagangannya dengan harga murah
hingga ia harus menanggung kerugian.
Tetapi Nabi Muhammad adalah pribadi yang
cerdik. Ia tetap tenang meski pada awalnya barang dagangannya memang tidak
laku. Lalu diam-diam Muhammad mempelajari tingkat kebutuhan pasar terhadap
persediaan barang yang ada, atau dalam bahasa sekarang kita kenal dengan
istilah supplay
dan demand.
Muhammad tidak serta merta ikut-ikutan
melakukan “banting harga”, ia menjual barangnya tetap dengan semula.
Perhitungan Muhammad tepat, ternyata kebutuhan atau demand jauh melebihi
supplay atau penawaran yang ada, hal ini ternyata tidak disadari oleh para
pedagang nakal tersebut.
Setelah barang para pedagang tersebut habis,
para konsumen “terpaksa” membeli barang dari Muhammad. Dan karena “demand” yang
masih sangat tinggi maka barang Muhammad pun habis terjual seperti barang para
pedagang tersebut. Yang membedakan adalah Muhammad tetap mampu meraih margin
keuntungan maksimal karena tetap menjual barang dengan harga yang wajar serta
normal.
Berbeda dari para pedagang tersebut yang
bahkan terpaksa merugi karena strategi predatory pricing yang mereka terapkan
sendiri. Peristiwa ini pula yang semakin mengukuhkan nama Muhammad sebagai
seorang pebisnis andal di seantero jazirah Arab pada waktu itu.
Jadi jika permintaan lebih besar dibanding
penawaran, maka kita tidak perlu melakukan strategi predatory pricing atau
banting harga.
Selamat berwirausaha, dan selamat melakukan
strategi “banting harga” jika diperlukan. Yang paling penting adalah jika kita
tetap “terpaksa” menempuh strategi predatory pricing atau banting harga (penurunan
harga secara signifikan) harus kita lakukan dengan bijak dan tanpa tujuan
negatif. Salam sukses selalu dari bisnisan.id.
Posting Komentar untuk "Menghadapi Strategi Penurunan Harga Kompetitor Ala Rasululloh "