Cara Budidaya Ikan Koi, Lengkap !
Cara Budidaya Ikan Koi, Lengkap ! – Koi termasuk ikan hias eksotis yang semakin banyak penggemarnya. Selain dipelihara sebagai hobi, koi juga bisa dijadikan lahan bisnis yang menjanjikan. Tentu saja bagi mereka yang benar-benar serius menekuninya.
Selain pesona warna dan lekukannya yang indah,
keistimewaan lain dari koi adalah keelokan yang dipertontonkan tatkala
menyembul dan melompat ke atas air. Sungguh sebuah pemandangan yang istimewa
bagi yang hobi memeliharanya.
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika hendak memulai
bisnis budidaya ikan koi adalah ketersediaan kolam, persediaan induk koi
atau benih koi, penyediaan pakan benih, dan perlakuan seleksi yang ketat. Dan
berikut ini adalah cara budidaya ikan koi serta tips beternak ikan koi,
selengkapnya :
Kolam
Pemijahan
Kolam
pemijahan tidak mungkin menjadi satu dengan kolam taman. Kolam pemijahan harus
mempunyai pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air tersendiri. Selain itu,
seluruh kolam harus diplester dan bisa dikeringkan dengan sempurna.
Luas
kolam pemijahan bervariasi. Untuk kolam sempit dapat menggunakan kolam seluas
3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m. Lokasi kolam cukup mendapatkan sinar matahari,
tidak terlalu ribut, terlindung dari jangkauan anak-anak dan binatang
peliharaan lain.
Jika
mungkin, sediakan juga kolam penetasan telur dan perawatan benih. Kolam
penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Kalau kolam bulat,
diameternya antara 1,5-2 m.
Satu
kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk menumbuhkan pakan alami yang dipakai
untuk menyuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis. Kedalaman kolam
sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6-10 m2, cukup memadai.
Bagi
yang memiliki uang cukup, dinding kolam bisa dilapis vinil yaitu bahan yang
biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan vinil, kolam-kolam tersebut
lebih terjamin kebersihannya dan efek dari semen bisa dihilangkan.
Seleksi
Induk
Syarat
utama induk adalah calon induk sudah matang kelamin dan matang tubuh. Matang
kelamin artinya induk jantan sudah menghasilkan sperma dan induk betina sudah
menghasilkan telur yang matang. Matang tubuh artinya, secara fisik mereka sudah
siap menjadi induk-induk produktif. Ini adalah cara budidaya ikan koi.
Syarat
lain fisiknya prima, tidak cacat. Sirip-siripnya lengkap, juga sisiknya.
Gerakannya anggun, seimbang, tidak loyo. Umur jantan minimal 2 tahun, betina
minimal 3 tahun. Betina lebih besar dibandingkan jantan, perutnya terlihat
lebih besar dibandingkan punggung.
Jantan
sebaliknya, lebih langsing dan perutnya rata jika dilihat dari punggung. Sirip
induk jantan siap kawin akan muncul bintik-bintik putih.
Seekor
induk betina berpasangan dengan 2 atau 3 induk jantan. Jika seekor betina hanya
diberi seekor jantan di kolam pemijahan dan tak disangka jantannya ngadat,
gagallah pemijahan. Dengan menyediakan stok jantan lebih dari satu, kegagalan
pemijahan bisa dihindari.
Disarankan
untuk tidak menggunakan stok induk yang paling bagus, karena keturunannya
biasanya jelek. Anak keturunannya belum tentu sebagus induknya. Yang dipijahkan
sebaiknya koi biasa saja, tetapi masih memiliki sifat-sifat unggul, seperti
warnanya pekat. Pada saat seleksi benih, nantinya bisa dipilih mana yang bagus
dan mana yang diafkir.
Persiapan
Kolam
Cara
budidaya ikan koi selanjutnya adalah kolam pemeliharaan. Pertama kali yang
harus dipersiapkan untuk pemijahan adalah kolam. Kolam dikeringkan di bawah
terik matahari. Pintu pemasukan dipasang saringan untuk mencegah telur yang
mungkin hanyut.
Telur
koi menempel (adesif) sifatnya. Biasanya koi akan bertelur di bawah tanaman
atau bahan apa saja yang bisa dipakai untuk menempelkan telurnya. Oleh karena
itu sediakan penempel telur yang memadai agar telur koi bisa selamat.
Penempel
telur bisa menggunakan kakaban, yang dipakai untuk memijahkan ikan mas. Kakaban
dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bilah bambu dan dipaku. Kakaban yang baik
terbuat dari ijuk yang panjang dan rata, panjang 120 cm lebar 40 cm. Jumlah
kakaban yang diperlukan disesuaikan dengan besar induk betina, biasanya 4-6
buah untuk setiap 1 kg induk betina.
Agar
bisa mengapung, kakaban disusun di atas sepotong bambu yang masih utuh. Di atas
kakaban diberi bilah bambu dan diikat agar kumpulan kakaban tidak
tercerai-berai ketika pasangan induk memijah. Sebelum dipasang, kakaban
dibersihkan, dicuci, dan dibilas agar terbebas dari lumpur.
Kakaban
dipasang setelah kolam diisi air. Air selalu mengalir ke kolam pemijahan untuk
merangsang pasangan koi yang akan memijah. Selain kakaban, tempat penempel
telur bisa juga menggunakan tanaman air seperti Hydrilla yang disusun atau
potongan tali rafia sebagai pengganti ijuk.
Pelaksanaan
Pemijahan
Induk
dimasukkan sekitar pukul 16.00 dan akan mulai memijah tengah malam. Induk
betina akan berenang mengelilingi kolam dengan diikuti induk jantan di belakangnya.
Makin lama gerakan mereka makin seru. Induk jantan menempelkan badannya ketika
mengikuti induk betina.
Pada
puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telurnya dengan sesekali meloncat ke
udara. Aktivitas betina ini segera diikuti jantan dengan mengeluarkan cairan
sperma.
Telur-telur
yang terkena sperma akan menempel pada kakaban atau bahan penempel telur
lainnya dan susah lepas. Juga ada sebagian telur yang jatuh ke dasar kolam.
Perkawinan selesai pada pagi hari. Induk segera dipisah dari telurnya. Jika
terlambat telur bisa habis dimakan induknya.
Ada
dua cara untuk memisahkan induk dari telur yang dihasilkan. Pertama,
dengan memindahkan induk dari kolam pemijahan dan tetap membiarkan telur
menetas di kolam tersebut. Cara kedua dengan memindahkan telur ke kolam
penetasan. Cara pertama lebih praktis karena lebih menghemat lahan (kolam).
Untuk mencegah agar tidak terserang jamur, telur-telur direndam dulu dalam
larutan Malachyt green dengan konsentrasi 1/300.000 selama 15 menit sebelum
ditaruh di kolam penetasan. Ketika akan merendam telur-telur ini, sebaiknya
kakaban digoyang-goyangkan pada air agar kotoran yang mungkin menutupi telur
bisa terlepas.
Penetasan
larva
Telur-telur
yang menempel pada kakaban atau tanaman air harus terendam dalam air. Oleh
karena itu berikan pemberat pada kakaban. Pada keadaan normal, suhu sekitar
27-30 derajat celcius, telur akan menetas dalam waktu 48 jam. Jika suhu air
terlampau dingin penetasan akan lebih lama. Bila terlampau panas telur bisa
membusuk.
Setelah
telur menetas kakaban atau tanaman air bisa diangkat. Larva yang baru menetas
masih menyimpan persediaan makanan yang bisa bertahan hingga 3-5 hari. Apabila
persediaan makanan sudah habis burayak ikan koi mulai membutuhkan pakan.
Pakan
yang bisa diberikan pada burayak umur 5 hari adalah kuning telur yang telah
direbus. Kemudian kuning telur tersebut dilumatkan dan dicampur dengan air.
Perhatikan pemberian pakan jangan sampai berlebihan dan mengotori air kolam.
Bila ada sisa pakan segera dibersihkan.
Beberapa
penangkar tidak menganjurkan pemberian pakan kuning telur karena mudah membuat
kolam kotor dan menyebabkan kematian massal. Sebenarnya yang paling diinginkan
burayak adalah pakan hidup. Oleh karena itu bisa diberikan kutu air (moina atau
daphnia) yang telah disaring. Penyaringan kutu dilakukan hingga burayak
berukuran 1 cm.
Bila
sudah lebih besar bisa diberikan kutu yang tidak disaring atau udang artemia.
Cacing sutera bisa diberikan bila ukuran burayak sudah mencapai 1,5 cm.
Pemberian pakan tersebut berlangsung hingga burayak berumur 3 minggu. Setelah
itu, ikan dipindahkan ke kolam pendederan.
Pendederan
Kolam
pendederan adalah kolam untuk memelihara ikan koi hingga berumur 3 bulan. Pada
umur ini biasanya ukuran ikan koi telah mencapai 15 cm. Ukuran kolam 3×4 dengan
kedalaman 40 cm bisa menampung 250-300 ekor anak ikan koi.
Pada
fase ini, pelet sudah bisa diberikan sebagai pakan ikan. Berikan pelet
berukuran kecil berukuran 250 mikron. Satu ons pelet cukup untuk 1000 ekor ikan
koi. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari. Untuk membentuk warna berikan
sesekali cacing sutera atau udang artemia.
Setelah
anak ikan berumur 3 bulan, bisa diberikan pelet kasar sesuai takaran. Berikan
pelet hingga ikan kenyang. Bila dalam tempo 5 menit pakan tidak dimakan dan
tersisa di kolam berarti ikan sudah kenyang. Pemberian pelet dilakukan 2-3 kali
sehari. Manajemen pakan adalah salah satu hal penting dalam cara budidaya ikan
koi agar mendapatkan hasil yang optimal.
Penyortiran
ikan koi
Penyortiran
ini berguna untuk menentukan tingkat harga. Ikan koi yang berkualitas tentunya
dihargai lebih tinggi. Penyortiran dalam budidaya ikan koi sudah bisa dilakukan
sejak ikan berumur 1 bulan. Pada umur tersebut ikan cukup kuat untuk
dipindah-pindahkan. Atau kalau ingin lebih aman, lakukan setelah ikan berumur 3
bulan.
Faktor-faktor
penyortiran didasarkan pada ukuran badan, bentuk dan kualitas warna. Ikan koi
digolongkan berdasarkan ukurannya, kecil dengan yang kecil dan ukuran besar
dengan yang besar.
Sedangkan
bentuk badan dipilah dari bentuk yang tidak bagus. Bentuk badan yang bagus
harus proporsional. Badannya membulat seperti peluru tidak terlalu panjang.
Siripnya simetris dan gerakannya tenang tapi mantap.
Pemilahan
juga dilakukan terhadap ikan yang warnanya cerah dan memiliki garis batas yang
tegas. Koi yang baik memiliki batas warna yang kontras. Tidak ada gradasi warna
pada batas-batasnya. Untuk seleksi lebih lanjut terdapat standar internasional
kualitas ikan koi berdasarkan jenisnya.
Demikianlah
sajian kami mengenai cara budidaya ikan koi serta tips beternak ikan koi yang
baik. Semoga bermanfaat. Selamat mencoba dan sukses selalu (bisnisan.id).
Posting Komentar untuk "Cara Budidaya Ikan Koi, Lengkap !"